Suatu hari membalas pesan-pesanku akan terasa semakin mudah,
Seperti sajak tua yang sakral untuk diungkapkan berulangkali,
Pun seperti kalimat hidup yang terus perlahan menempati satu jiwa menuju jiwa lainnya.
Aku memang diam dan menaruh bicaraku di tempat-tempat yang tersembunyi.
Sebagaimana aku mengenal kasih yang begitu sama dengan fasihku menandai benci.
Tak ada keseimbangan apapun yang kupertanyakan dengan kelalaian.
Aku pandai dalam mengenal berbagai hal yang bisa kulupakan kembali.
Kala waktunya...
Suaraku tak akan getar menggema heningnya setiap dinding yang terus membisu,
Memasuki aliran-aliran yang setiap orang tak bisa lagi mempertanyakan ini dan itu...
Pada secarik rasa di tempat ini,
Ku tuliskan pesan teruntuk masa dimana semua telah menetap didalamnya.
"Untukmu seseorang yang bisa memasuki ruang-ruang padaku.
Bersama engkau lah ku yakinkan langkah pertamaku menuju sejauh-jauhnya tempat terbaik.
Dan diantaranya...
Kepercayaan ini akan menjadi bagian yang menunjukkan arah mata angin paling damai di dalam kita...
Semoga saja..
Dirimu adalah orang yang bisa mengingatkanku kembali,
Pada sebuah bayang kosong dimana engkau memang masih tiada,
Atau pada waktu-waktu penuh tanya dimana engkau ingin menjawab segalanya..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar