Hari ini sinar matahari yang masuk dari sambaran cermin itu
membangunkanku. Seperti tidak ingat pesanku tadi, bahwa aku baru saja terpejam
beberapa saat yang lalu dan tidak ada perizinan atas apapun untuk perintah membangunkanku
kali ini.
Aku ingin sekejap lari dari kesadaran.
Karena seseorang sungguh telah mencabik-cabik ketidaktahuanku
melalui debu-debu asing pada kilauan sinar ini. Sampai saja seketika aku
melebur dan dia menyapuku kembali dengan partikel-partikel baru yang semua
orang tengah tertawakan sewaktu itu. Dan aku pun tertawa sama nyaringnya. Tapi
sesungguhnya aku bertanya, apa yang sebegitu patut untuk ditertawakan?
Aku benar-benar ingin lari dari kesadaran ini.
Karena roti dihadapanku kini berteriak memaksaku memakannya,
mengancamku atau ia akan mendorong segelas air disampingnya, dan air itu tidak
kalah mempertahankan diri, ia ingin diminum paling pertama sebelum roti tidak
tau diri itu, bahkan sebelum obat-obatan yang sudah tersedia bersama mereka
semua. Kemudian apa masalahnya? Ketika mereka diam tentu aku lebih tau apa yang
akan aku makan dan minum lebih dulu, seperti hari-hari yang lalu. Jadi, apa
masalahnya kali ini?
Sungguh, Aku ingin sebentar saja lari dari kesadaran ini.
Karena dari balik pintu itu aku mendengar suara airbah yang
meraung-raung beradu padu dengan pusaran udara yang seharusnya tidak ada
disana. Dan sayangnya tetes demi tetes air kecil itu masuk melalui lubang kunci.
Sepertinya semua akan berakhir bukan hanya ketika aku membuka pintu, tetapi
juga bahkan ketika aku membiarkan setiap tetesnya pelan-pelan masuk ke dalam
kamarku. Sama saja. Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?
BANGUN!
Hanya itu jalan keluarku. Aku harus sadar bahwa kesadaranku
telah dicuri. Ini semua tipuan! Ini semua tidak nyata. Dan pencurinya adalah
diriku sendiri.
Rasanya… Aku hanya menemukan segalanya ketika aku tidak dapat
melihat apapun, seperti apa yang dikatakan seseorang tadi malam bahwa cinta itu
buta, dan aku berfikir tentang itu… tentang kebutaan yang membuat setiap orang
tersesat, dan ditengah kesesatannya mereka menemukan pondok sunyi dibalik
lembah ternyaman yang tidak mampu menamai dirinya sendiri. Iya, itu adalah…
Cahaya.
Cahaya mengejutkan yang semakin bersinar terang tanpa kendali
ketika aku menekannya dari celah indera penglihat ini. Begitu meledak-ledak.
Cahaya itu indah dalam ketidakjelasannya atau begitu menyesakkan
karena begitu jelas bagiku. Cahaya itu ialah mungkin dibagian terdalam atau
mungkin diluar aku, dihadapanku. Cahaya itu yang telah memicu permainanku dalam
kedipan ini, mungkin saja pandora-gana yang entah aku sendiri atau cahaya itu
lukiskan. Cahaya itu… begitu halus menutup mataku, disanalah cahaya abadiku
bersembunyi dan bersambut.
Benarlah aku telah kehilangan arah saat membuka mata dan
kembali menemukan jalan ketika menutup mata. Memang disanalah cahaya itu
menuntunku, tapi anehnya… justru untuk kembali membuka mata.
Phosphenes
(n.) Fenomena yang ditandai dengan pengalaman melihat cahaya
tanpa cahaya
benar-benar masuk ke mata.
(arti lebih sederhana)
Ilusi cahaya yang hanya kita lihat saat mata terpejam.
benar-benar masuk ke mata.
(arti lebih sederhana)
Ilusi cahaya yang hanya kita lihat saat mata terpejam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar