Selamat berjumpa sekali lagi.
Entah mengapa kita bertemu di meja bundar ini. Aku tak pernah nyaman disini, kamu juga terlihat seperti itu, memang kita semua sama. Selalu terjebak dalam putaran arus tak bertepi, dan berpura-pura menikmati.
Mari kita membuka ini. Sekali dan tak perlu berulang seterusnya. Pada akhirnya aku akan kembali mendugamu, dan kamu pun akan begitu. Tidakkah kita sebentuk fana? Seringkali aku harus menelisik masuk ke dalam pikiran itu, karena jikalau aku merasa goyah, aku akan secepatnya menemukan jalan keluarku.
Lihatlah detik dalam delik waktu. Ini bukan tentang kamu atau semua yang ada di tempat semu. Aku pun selalu memilih diri sendiri. Apalagi terkhusus kamu yang tak pandai menemukan apa-apa, maka batas kita selalu sejelas matahari. Jauh ataupun dekat, tiadapun perbedaannya bagiku.
Ini adalah tempat paling menghimpit, dimana pandangan setiap yang kasat begitu jeli. Aku mengetahui tatapan setiap orang. Kagum, benci, sakit hati, dan tidak percaya. Kita semua saling berhati-hati, seolah tidak ada sedikitpun ketulusan didalam hati kita. Seperti jiwa yang fakir dengan kebutuhan terselubungnya.

"Sampai kapan kita disini?"
Pertanyaanku mulai tak terkendali melihatmu.
Bukankah seharusnya kita pulang saja? Tidakkah pula jam di sudut ruang ini sudah berdenting membanting ketulian kita? Kita harus kembali pada keharusan yang tidak semena-mena. Mengapa kita selalu kejam mencabik-cabik waktu kita untuk sebuah teka-teka yang begitu lamban.
Bodoh.
Pulanglah ke setiap ruang yang sengaja kamu abaikan. Begitupun sama denganku. Kita semua terlalu gila karena tidak tau waktu. Berhentilah berputar-putar diatasnya, karena jika kita mulai menjadi lebih bodoh dari ini, maka waktulah sendiri yang akan menunjukan betapa celakanya seseorang yang terus bermain-main.
good
BalasHapusMakasih Abaang :") Haya masih harus banyak belajar :""
Hapus