Ruang Potrait milikku adalah sebuah sudut kecil sendu yang berkilauan. Di tempat ini tidak semua orang dapat berjalan sampai kepadanya, selayaknya ruang abstraksi serupa penempatannya, disinilah tempat dimana aku bisa menggambarkan kekosongan atau hanya bersantai dengan ketiadaan.
Setiap waktu ku letakkan gambar di tempat ini, mensejajarkan segalanya tanpa jeda, memenuhi setiap sela tanpa ada rasa takut atas kehimpitan. Aku yakini rasa senangnya, apabila semua potrait ini dapat tersimpan hingga suatu hari di tiada tepi, ataupun sebuah detik tak terduga hadir tanpa perkataan, dan jika aku menjadi tua hingga mungkin menjelang sedikit amnesia, aku pun hanya perlu mengingat arah jalan dan kembali ke ruang ini untuk mengingat segalanya.

Begitukah aku selalu, duduk sembari memperhatikan segalanya satu persatu. Ku leburkan diri dalam setiap padanya, benar saja, aku memang selalu hidup disana, dan juga tentu disini. Tidak ada satupun orang yang dengannya aku berpura-pura. Semua adalah kebahagiaan hari itu. Hampir aku lupa. Aku memang hampir seperti melupakan apapun itu, melewati setiap hari dengan melompat kesana kemari.
Seperti kata seseorang di suatu malam sewaktu dulu, “Menurut sebuah buku, selalu ada seseorang yang menaruh benih kasih dimanapun dia berada. Itulah dasar dari cinta yang kadang Ia sendiri bawa tanpa sadar.” Apakah itu rasa yang orang-orang dambakan, bukan hanya sekedar emosi jiwa, tapi juga keadaan memahami. Dengan sejuta alasan bagi sejuta kesempatan untuk terus menetap. Atau berjalan lagi dengan damai.
Melekat. Sepekat. Tidak ada satupun rasa benci antara apapun pada kisah manapun. Di pantai aku mendengar ombak, di hutan aku melihat dedaunan, di langit aku merasakan setiap gerak awan, dan bahkan dibawah gedung tinggi aku tau kalau aku pernah berjalan bersama sorot redup lampu jalanan kota.
Semua sederhana, tidak dengan kadar berlebihan ataupun kekurangan.
Mengetuk pintu tidak harus mendobraknya, membuka pintu tidak juga berarti siapapun bisa memasuki sesuka hatinya. Kita akan tau sampai kala panca indera kita bekerja secara "tanpa".
Tenang, ruang potraitku memiliki sudut yang sangat sempurna untuk meletakkan apapun.
Hanya memang, segalanya punya kekuatan dan perhitungan yang dapat menentukan dimana tempat terbaiknya di tempat ini. Tentu.
. . .
P.S.
Tentang setiap orang.
Pada setiap perannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar