Jumat, 18 Februari 2022

Jalan menuju Rumah

Kadang satu perjalanan panjang terasa singkat untukku.
Kadang juga perjalanan yang sebentar terasa sangat melelahkan.


Berputar-putar tanpa tau dimana harus berhenti.
Memandang jalur seperti menjadi yang paling sendiri.
Hanyut.
Sesekali satu tempat berisikan hujan badai,
sesekali tempat lainnya memberikan panas terik.

Kamu.
Rumah yang terus aku cari dimana letaknya.

Bukan salahmu.
Sungguh.
Aku yang menderita amnesia.
Kamu tidak tau kan?

Tapi kalau kamu tau, seharusnya kamu peduli.
Sebab sakit seperti ini bukanlah apa yang aku inginkan.
Diantara semua keadaanmu, ada keadaanku yang pernah hampir sekarat di perjalanan.

Sebab rumah megahku pernah hilang dan tidak kutemukan lagi sampai hari ini.
Aku hanya mampu mengingat rasa,
Setiap ruang itu selalu memberi teduh padaku dulu.
Rumah sejakku hadir, sebelum semua perjalanan panjang ini dimulai.

Kamu kini rumah pertamaku setelah segalanya.
Tapi aku selalu tersesat mencari.
Lagi dan lagi.
Meronta-ronta disetiap pintu yang aku kira.
kadang terbuka lebar, kadang menutup rapat.
Dan seringkali justru hilang seutuhnya.


Rumah, kenapa tidak kamu saja yang berjalan kepadaku.

Dibiarkannya aku kini tersesat lebih jauh. Lebih parah.
Di jalan yang entah seperti apa aku harus menyebutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar